Peran Indonesia Dalam Beberapa Lembaga Internasional
Indonesia Negara yang aktif dalam berbagai organisasi internasional yaitu
1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau yang dalam bahasa inggrisnya disebut United Nations (UN) merupakan organisasi dilevel internasional yang beranggotakan hampir seluruh negara-negera yang ada didunia.
Organisasi ini bertujuan untuk menjembatani hal-hal yang menyangkut perdamaian dunia, keamanan internasional, hukum internasional, keadilan sosial, hak asasi manusia, pengembangan ekonomi dan hal-hal lainnya. Hubungan Indonesia di PBB mengalami pasang surut, Indonesia pernah aktif menjadi majelis umum, dewan keamanan, dewan ekonomi dan sosial, dewan hak asasi manusia di PBB, selain itu Indonesia juga pernah mundur dari PBB.
2. Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)
Salah satu contoh organisasi internasional yang diikuti Indonesia adalah Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) atau yang berarti kerjasama internasional dibidang ekonomi yang beranggotakan beberapa negara diwilayah Asia Pasifik.
Organisasi ini didirikan pada tahun 1989 dan bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta menjalin hubungan yang lebih baik didalam komunitas negara-negara dikawasan Asia Pasific. Indonesia memiliki peran penting didalam APEC karena Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi ke-3 terbesar didunia setelah China dan Indonesia, selain itu Indonesia juga pernah menjadi tuan rumah APEC tahun 1994 di Bogor dan 2013 di Bali.
3. Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak didunia. Oleh sebab itu bukan sesuatu yang aneh jika Indonesia telah menjadi anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sejak tahun 1969.
OKI sendiri merupakan sebuah organisasi internasional yang terdiri dari berbagai negara yang memiliki perwakilan tetap di PBB. Saat ini organisasi OKI beranggotakan 57 negara dan sebagian dari negara-negera tersebut bukanlah negara dengan mayoritas penduduk muslim. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar didunia, Indonesia memiliki peran penting didalam OKI terlebih dalam upaya menciptakan perdamaian dikawasan Timur Tengah.
4. The Group of Twenty (G20)
Organisasi internasional lainnya yang beranggotakan Indonesia adalah The Group of Twenty (G20). Organisasi ini merupakan organisasi yang terdiri dari negara-negara dengan perekonomian besar didunia (19 negara ditambah dengan Uni Eropa).
Tujuan dari G20 itu sendiri adalah sebagai wadah bagi negera-negara industri dan berkembang untuk membahas permasalahan-permasalahan penting dalam perekonomian dunia secara bersama-sama. Dikancah internasional, kelompok ini terbilang elit karena notabene merupakan kelompok yang memberikan sumbangan bagi 90% PNB (Pendapatan Nasional Bruto), 80% dari seluruh perdagangan dunia, dan dua pertiga penduduk bumi
5. Association of South East Asian Nations (ASEAN)
Keikutsertaan Indonesia dalam organisasi internasional tidak hanya dilevel global melainkan juga dilevel regional. Indonesia merupakan satu dari sepuluh anggota Association of South East Asia Nations (ASEAN) atau yang dalam bahasa Indonesianya berarti Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asian Tenggara (Perbara).
Indonesia memiliki peran penting dalam organisasi internasional ini karena merupakan salah satu pendiri terbentuknya organisasi ASEAN. Tujuan terbentuknya ASEAN adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekomoni, keadilan sosial, pengembangan budaya antara negara-negera anggota serta menjaga perdamaian dan stabilitas dikawasan ASEAN.
6. Konferensi Asia Afrika (KAA)
Negara-negara di Asia dan Afrika memiliki latar belakang sejarah yang sama, yaitu sebagai bangsa yang pernah terjajah. Hal ini menimbulkan gagasan untuk menyatukan negara-negara Asia-Afrika. Dalam Konferensi Pancanegara di Kolombo pada tahun 1954, Mr. Ali Sastroamidjojo menyampaikan gagasan tersebut. Gagasan ini pun mendapat sambutan baik. Negara-negara peserta konferensi Pancanegara adalah Indonesia, Pakistan, Myanmar, India, dan Sri Lanka.
Konferensi Asia Afrika pertama kali diselenggarakan pada tanggal 18–24 April 1955 di Bandung. Konferensi ini dihadiri oleh 29 negara. Pembukaan konferensi dilakukan oleh Presiden Soekarno. Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo dipilih sebagai ketua sidang dan Roeslan Abdoelgani dipilih sebagai sekjen. Sidang berlangsung selama satu minggu dan menghasilkan sepuluh prinsip yang dikenal dengan Dasasila Bandung
7. Gerakan Non-Blok (GNB)
Organisasi Gerakan Non-Blok muncul di tengah persaingan dua kekuatan besar dunia, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Persaingan kedua blok terjadi pada masa perang dingin. Negara-negara Blok Barat dipimpin Amerika Serikat, sementara Blok Timur dipimpin Uni Soviet. Tiap-tiap blok berusaha menarik dukungan dari negara-negara lain. Agar negara-negara berkembang tidak terkena pengaruh Blok Barat maupun Blok Timur, didirikan organisasi Gerakan Non-Blok.Gerakan Non-Blok muncul setelah penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. Dalam Dasasila Bandung dikemukakan tentang kemerdekaan, hidup berdampingan secara damai, serta kerja sama internasional untuk keuntungan bersama dan perdamaian. Berdasarkan hasil Konferensi Asia Afrika tersebut, lahirlah organisasi Gerakan Non- Blok pada tanggal 1 September 1962. Gerakan Non-Blok diprakarsai oleh pemimpin-pemimpin negara merdeka, yaitu Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), Presiden Kwame Nkrumah (Ghana), Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), Perdana Menteri Pandit Jawaharlal Nehru (India), dan Presiden Ir. Soekarno (Indonesia).
8. International Labour Organization (ILO)
Organisasi Perburuhan Internasional atau ILOadalah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang terus berupaya mendorong terciptanya peluang bagi perempuan danlaki-laki untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan produktifsecara bebas, adil, amandan bermartabat. Tujuan utama ILO adalah mempromosikan hak-hak di tempat kerja,mendorong terciptanya peluang kerja yang layak, meningkatkan perlindungansosialserta memperkuat dialog untuk mengatasipermasalahan-permasalahan yang terkaitdengan dunia kerja.
Kontribusi ILO terhadap Indonesia memang cukup berarti, terlebih lagi dalam urusanketenagakerjaan yang berasal dari Indonesia. Dari tahun ketahun, ILO sebagai
pengawas terhadap kenagakerjaan Indonesia selalu memberikan masukan yang cukup
berarti demi perbaikan ketenagakerjaan di Indonesia.
9. Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC)
OPEC adalah organisasi antar pemerintah yang berdiri tahun 1960. Negara anggotanya adalah negara eksportir minyak yang saat ini terdiri dari Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, Venezuela, Nigeria, Aljazair, Qatar, Libya, UAE dan Indonesia. Sebelumnya Equador, Gabon juga menjadi anggota tetapi kemudian keluar pada tahun 1992 dan 1994. Berdirinya OPEC dipicu oleh keputusan sepihak dari perusahaan minyak multinasional (The Seven Sisters) tahun 1959/1960 yang menguasai industri minyak dan menetapkan harga di pasar internasional. “The Tripoli-Teheran Agreement” antara OPEC dan perusahaan swasta tersebut pada tahun 1970 menempatkan OPEC secara penuh dalam menetapkan pasar minyak internasional.
Setelah lebih dari 40 tahun berdiri, OPEC telah menerapkan berbagai strategi dalam mencapai tujuannya. Dari pengalaman tersebut OPEC akhirnya menetapkan tujuan yang hendak dicapainya yaitu: “preserving and enhancing the role of oil as a prime energy source in achieving sustainable economic development”.
10. Consultative Group on Indonesia (CGI)
CGI didirikan pada tahun 1992. Organisasi ini merupakan pengganti IGGI (Inter Governmental Group On Indonesia). Negara yang tergabung adalah Australia, Belgia, Kanada, Prancis, Jerman Barat, Italia, Jepang, Belanda, Selandia Baru, Swiss, Inggris, dan AS. IGGI ini dinyatakan tidak berfungsi lagi oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 25 Maret 1992.
Tujuan CGI adalah membantu pembangunan Indonesia untuk pengembangan berbagai proyek di lndonesia. Bantuan berupa pinjaman itu harus melalui angsuran dalam jangka waktu 30 sampai 50 tahun.
Indonesia Negara yang aktif dalam berbagai organisasi internasional yaitu
1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau yang dalam bahasa inggrisnya disebut United Nations (UN) merupakan organisasi dilevel internasional yang beranggotakan hampir seluruh negara-negera yang ada didunia.
Organisasi ini bertujuan untuk menjembatani hal-hal yang menyangkut perdamaian dunia, keamanan internasional, hukum internasional, keadilan sosial, hak asasi manusia, pengembangan ekonomi dan hal-hal lainnya. Hubungan Indonesia di PBB mengalami pasang surut, Indonesia pernah aktif menjadi majelis umum, dewan keamanan, dewan ekonomi dan sosial, dewan hak asasi manusia di PBB, selain itu Indonesia juga pernah mundur dari PBB.
2. Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)
Salah satu contoh organisasi internasional yang diikuti Indonesia adalah Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) atau yang berarti kerjasama internasional dibidang ekonomi yang beranggotakan beberapa negara diwilayah Asia Pasifik.
Organisasi ini didirikan pada tahun 1989 dan bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta menjalin hubungan yang lebih baik didalam komunitas negara-negara dikawasan Asia Pasific. Indonesia memiliki peran penting didalam APEC karena Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi ke-3 terbesar didunia setelah China dan Indonesia, selain itu Indonesia juga pernah menjadi tuan rumah APEC tahun 1994 di Bogor dan 2013 di Bali.
3. Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak didunia. Oleh sebab itu bukan sesuatu yang aneh jika Indonesia telah menjadi anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sejak tahun 1969.
OKI sendiri merupakan sebuah organisasi internasional yang terdiri dari berbagai negara yang memiliki perwakilan tetap di PBB. Saat ini organisasi OKI beranggotakan 57 negara dan sebagian dari negara-negera tersebut bukanlah negara dengan mayoritas penduduk muslim. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar didunia, Indonesia memiliki peran penting didalam OKI terlebih dalam upaya menciptakan perdamaian dikawasan Timur Tengah.
4. The Group of Twenty (G20)
Organisasi internasional lainnya yang beranggotakan Indonesia adalah The Group of Twenty (G20). Organisasi ini merupakan organisasi yang terdiri dari negara-negara dengan perekonomian besar didunia (19 negara ditambah dengan Uni Eropa).
Tujuan dari G20 itu sendiri adalah sebagai wadah bagi negera-negara industri dan berkembang untuk membahas permasalahan-permasalahan penting dalam perekonomian dunia secara bersama-sama. Dikancah internasional, kelompok ini terbilang elit karena notabene merupakan kelompok yang memberikan sumbangan bagi 90% PNB (Pendapatan Nasional Bruto), 80% dari seluruh perdagangan dunia, dan dua pertiga penduduk bumi
5. Association of South East Asian Nations (ASEAN)
Keikutsertaan Indonesia dalam organisasi internasional tidak hanya dilevel global melainkan juga dilevel regional. Indonesia merupakan satu dari sepuluh anggota Association of South East Asia Nations (ASEAN) atau yang dalam bahasa Indonesianya berarti Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asian Tenggara (Perbara).
Indonesia memiliki peran penting dalam organisasi internasional ini karena merupakan salah satu pendiri terbentuknya organisasi ASEAN. Tujuan terbentuknya ASEAN adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekomoni, keadilan sosial, pengembangan budaya antara negara-negera anggota serta menjaga perdamaian dan stabilitas dikawasan ASEAN.
6. Konferensi Asia Afrika (KAA)
Negara-negara di Asia dan Afrika memiliki latar belakang sejarah yang sama, yaitu sebagai bangsa yang pernah terjajah. Hal ini menimbulkan gagasan untuk menyatukan negara-negara Asia-Afrika. Dalam Konferensi Pancanegara di Kolombo pada tahun 1954, Mr. Ali Sastroamidjojo menyampaikan gagasan tersebut. Gagasan ini pun mendapat sambutan baik. Negara-negara peserta konferensi Pancanegara adalah Indonesia, Pakistan, Myanmar, India, dan Sri Lanka.
Konferensi Asia Afrika pertama kali diselenggarakan pada tanggal 18–24 April 1955 di Bandung. Konferensi ini dihadiri oleh 29 negara. Pembukaan konferensi dilakukan oleh Presiden Soekarno. Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo dipilih sebagai ketua sidang dan Roeslan Abdoelgani dipilih sebagai sekjen. Sidang berlangsung selama satu minggu dan menghasilkan sepuluh prinsip yang dikenal dengan Dasasila Bandung
7. Gerakan Non-Blok (GNB)
Organisasi Gerakan Non-Blok muncul di tengah persaingan dua kekuatan besar dunia, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Persaingan kedua blok terjadi pada masa perang dingin. Negara-negara Blok Barat dipimpin Amerika Serikat, sementara Blok Timur dipimpin Uni Soviet. Tiap-tiap blok berusaha menarik dukungan dari negara-negara lain. Agar negara-negara berkembang tidak terkena pengaruh Blok Barat maupun Blok Timur, didirikan organisasi Gerakan Non-Blok.Gerakan Non-Blok muncul setelah penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. Dalam Dasasila Bandung dikemukakan tentang kemerdekaan, hidup berdampingan secara damai, serta kerja sama internasional untuk keuntungan bersama dan perdamaian. Berdasarkan hasil Konferensi Asia Afrika tersebut, lahirlah organisasi Gerakan Non- Blok pada tanggal 1 September 1962. Gerakan Non-Blok diprakarsai oleh pemimpin-pemimpin negara merdeka, yaitu Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), Presiden Kwame Nkrumah (Ghana), Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), Perdana Menteri Pandit Jawaharlal Nehru (India), dan Presiden Ir. Soekarno (Indonesia).
8. International Labour Organization (ILO)
Organisasi Perburuhan Internasional atau ILOadalah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang terus berupaya mendorong terciptanya peluang bagi perempuan danlaki-laki untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan produktifsecara bebas, adil, amandan bermartabat. Tujuan utama ILO adalah mempromosikan hak-hak di tempat kerja,mendorong terciptanya peluang kerja yang layak, meningkatkan perlindungansosialserta memperkuat dialog untuk mengatasipermasalahan-permasalahan yang terkaitdengan dunia kerja.
Kontribusi ILO terhadap Indonesia memang cukup berarti, terlebih lagi dalam urusanketenagakerjaan yang berasal dari Indonesia. Dari tahun ketahun, ILO sebagai
pengawas terhadap kenagakerjaan Indonesia selalu memberikan masukan yang cukup
berarti demi perbaikan ketenagakerjaan di Indonesia.
9. Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC)
OPEC adalah organisasi antar pemerintah yang berdiri tahun 1960. Negara anggotanya adalah negara eksportir minyak yang saat ini terdiri dari Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, Venezuela, Nigeria, Aljazair, Qatar, Libya, UAE dan Indonesia. Sebelumnya Equador, Gabon juga menjadi anggota tetapi kemudian keluar pada tahun 1992 dan 1994. Berdirinya OPEC dipicu oleh keputusan sepihak dari perusahaan minyak multinasional (The Seven Sisters) tahun 1959/1960 yang menguasai industri minyak dan menetapkan harga di pasar internasional. “The Tripoli-Teheran Agreement” antara OPEC dan perusahaan swasta tersebut pada tahun 1970 menempatkan OPEC secara penuh dalam menetapkan pasar minyak internasional.
Setelah lebih dari 40 tahun berdiri, OPEC telah menerapkan berbagai strategi dalam mencapai tujuannya. Dari pengalaman tersebut OPEC akhirnya menetapkan tujuan yang hendak dicapainya yaitu: “preserving and enhancing the role of oil as a prime energy source in achieving sustainable economic development”.
10. Consultative Group on Indonesia (CGI)
CGI didirikan pada tahun 1992. Organisasi ini merupakan pengganti IGGI (Inter Governmental Group On Indonesia). Negara yang tergabung adalah Australia, Belgia, Kanada, Prancis, Jerman Barat, Italia, Jepang, Belanda, Selandia Baru, Swiss, Inggris, dan AS. IGGI ini dinyatakan tidak berfungsi lagi oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 25 Maret 1992.
Tujuan CGI adalah membantu pembangunan Indonesia untuk pengembangan berbagai proyek di lndonesia. Bantuan berupa pinjaman itu harus melalui angsuran dalam jangka waktu 30 sampai 50 tahun.